Oleh perempuan untuk perempuan, itulah yang menggambarkan sosok Mary Kenner penemu sabuk menstruasi yang menjadi cikal bakal terciptanya pembalut yang kamu pakai sekarang ini. 

Bagi perempuan yang mengeluarkan darah setiap bulannya adalah momen yang tidak mudah dijalankan. Banyak rintangan mulai dari gejala yang dirasakan; menanggung malu karena bocor  akibat banyak darah yang keluar; bahkan sampai harus menghadapi stigma negatif perempuan menstruasi yang  dianggap kotor. 

Hati perempuan mana yang enggak tersentuh melihat betapa menderitanya  menjadi perempuan saat menstruasi datang. Hal itulah yang juga meresahkan hati Mary Kenner sehingga memotivasinya menjadi penemu sabuk menstruasi supaya bisa membantu menyelesaikan permasalahan perempuan. 

Wah sebenarnya siapa sih sosok Mary Kenner  dan bagaimana bisa dia menjadi pelopor penemu pembalut  modern?.

Daripada penasaran, langsung saja kenalan sosok perempuan inspiratif satu ini. 

 

Kehidupan Mary Kenner 

Mary Kenner dilahirkan pada 17 Mei 1912 di Charlotte, Carolina Utara, AS. 

Dia dibesarkan dalam keluarga ilmuwan yang berhasil mematenkan hasil penemuan. Ayahnya, Sidney Nathaniel Davidson yang telah menemukan tandu beroda untuk ambulans dan alat bersih jendela untuk kereta api. Kakeknya, Robert Phromeberger yang menemukan alat untuk kereta api berupa sinyal cahaya tiga warna. Dan kakaknya, Mildred Davidson Austin Smith berhasil mematenkan papan permainan. 

Jiwa ilmuwan dari keluarganya  telah mempengaruhi Mary Kenner untuk tertarik di bidang ilmuwan perempuan untuk menciptakan alat yang efektif. Hal itu terlihat ketika dia berusia 6 tahun, saat itu dia terganggu dengan bunyi pintu berderit di rumahnya karena membuatnya insomnia. Dia berinisiatif menciptakan engsel pintu yang otomatis dalam  meminyaki sehingga berhasil mengurangi bunyi berdecit  itu. 

Setelah tumbuh dewasa dia mengenyam pendidikan di Dunbar High School yang lulus pada tahun 1931. Selanjutnya perempuan berkarya satu ini  meneruskan kuliah di Universitas Howard, tapi hanya bertahan selama 1,5 tahun karena terhalang biaya dan ada pengaruh stereotipe yang mengharuskan perempuan tak wajib menempuh pendidikan. 

Walaupun Mary Kenner berhenti kuliah namun dia tetap melanjutkan hidup dengan memulai bekerja sampingan  sebagai baby sitter. Kemudian pada tahun 1941 bekerja sebagai karyawan federal. Saat waktu luang dia selalu menyempatkan diri untuk merakit alat-alat di sekitar lingkungannya. 

Kemudian pada tahun 1950, Mary Kenner memutuskan untuk membangun bisnis penata  bunga profesional. Selama 23 tahun dia bergelut di bidang itu sampai memiliki empat toko bunga yang tersebar di Washington. Perempuan berkarya satu ini tak berhenti untuk explore kemampuannya menciptakan alat yang canggih hingga menjadi penemu sabuk menstruasi yang berhasil dipatenkan pada tahun 1956.

Sebelumnya pada tahun 1951, Mary Kenner menjalin rumah tangga bersama James Jabbo Kenner. Namun dia kehilangan suaminya ketika tahun 1983. Dan pada 13 Januari 2006, perempuan inspiratif ini meninggal di usia 93 tahun. 

 

Perjuangan Menjadi Penemu Sabuk Menstruasi 

Sebenarnya penemu sabuk menstruasi dilakukan oleh Mary pada tahun 1920’an tapi belum mendapat hak paten. 

Pada tahun 1920’an, perempuan mengalami masa sulit setiap menghadapi menstruasi karena belum ada alat/teknologi untuk memecahkan masalah mereka. Saat itu perempuan memanfaatkan kain atau lap untuk menampung darah yang keluar. Bahkan perempuan juga mendapat stigma negatif dari sekitar seperti kalau tidak boleh keluar rumah selama menstruasi supaya darah tidak tercecer mengotori lingkungan sekitar. 

Masalah semakin pelik ketika penggunaan kain saat menstruasi rawan membuat perempuan terinfeksi jamur/bakteri karena kurang higienis dan ditambah kain tak mampu menampung darah secara maksimal. Akibatnya para perempuan sering bocor dan terbatas bergerak. 

Fenomena itu menggelitik nurani Mary Beatrice Kenner, perempuan Amerika keturunan Afrika untuk menciptakan sabuk menstruasi. Sabuk itu berfungsi mengikat pembalut yang bisa disesuaikan dengan bentuk tubuh perempuan supaya bisa mencegah kebocoran saat digunakan beraktivitas. Selain itu sabuk juga dilengkapi dengan kantong pembalut anti lembap supaya  menghindari noda darah tembus ke pakaian. 

Pada tahun 1920’an Mary Kenner sudah menciptakan sabuk menstruasi sebagai cikal bakal pembalut masa kini. Namun sayangnya hak patennya belum di peroleh hingga 30 tahun karena belum ada perusahaan yang tertarik dengan penemuannya. 

Kemudian pada tahun 1957 ada sebuah perusahaan yang tertarik dengan Mary penemu sabuk menstruasi yaitu perusahaan Sonn Nap Pack. Tapi ketika mereka tahu kalau Mary Kenner keturunan kulit hitam maka mereka memutuskan kerjasama. 

Hebatnya, dia tak putus asa terus berkarya sehingga pada tahun 1957 berhasil mematenkan sabuk menstruasi dari hasil dari kerja kerasnya menabung demi memperoleh hak paten itu. 

Setelah itu di tahun berikutnya, Mary Kenner berhasil mematenkan penemuan selain sabuk menstruasi. Pada tahun 1976 berhasil mematenkan baki kursi roda. Pada tahun 1982 memiliki hak paten untuk tempat tisu toilet yang ujung  gulungan longgar sehingga mudah dipakai. Pada 1987 berhasil mendapat hak paten dari penemuan alat pijat untuk bagian punggung dan mesin cuci. 

Dengan adanya penemu sabuk menstruasi oleh Mary Beatrice Kenner menginspirasi munculnya inovasi pembalut modern seperti saat ini yang beraneka macam dari yang super tipis, bersayap bahkan ada pembalut kesehatan yang ada anion antioksidan pencegah infeksi pada area kewanitaan seperti yang dimiliki oleh Pembalut Missy

 

Dan dari kisah perempuan inspiratif seperti Mary Kenner ini membuka mata kita bahwa perempuan juga bisa berkarya apalagi berkarya di bidang ilmuwan/penemu yang bisa memberikan karya berdampak dan bermanfaat bagi kehidupan perempuan. 

Kunci kita bisa menjadi perempuan berkarya yaitu selalu menyalakan lentera kepedulian dalam jiwamu dengan merasakan permasalahan yang dialami sesama perempuan dan tidak pernah berhenti untuk belajar.

Dan ada pesan nih khusus untukmu dari  Mary Beatrice Kenner, “Semua orang lahir dengan pemikiran yang kreatif. Semua orang punya kemampuan itu.”